Kegiatan les sore hari dengan melibatkan tutor sebaya. 1 tutor menangani 2-3 anak |
Sudah beberapa minggu ini saya merasa "pusing" karena nilai hasil latihan ujian nasional anak didik kami (SMP Islam Al-Fath) kurang memuaskan. Dari 5 kali try out yang sudah dilaksanakan, yang nilainya mencapai kriteria kelulusan ujian nasional yaitu nilai rata-rata 5,5 hanyalah sekitar 50 % dari 81 siswa. Walaupun sudah diberi les-les setiap hari hingga sore hari, di drill dengan latihan soal, tugas-tugas yang bejibun hingga trik atau cara cepat, ternyata peningkatan hasilnya tidak terlalu signifikan. Akhirnya saya mencoba cara yang lain lagi dengan harapan akan mampu mendongkrak nilai anak. Ya, iyalah...soalnya kan ujian nasional sudah semakin dekat. Untuk SMP/MTs akan dilaksanakan tanggal 25 - 28 April 2011. Saya mencoba dengan cara mengangkat beberapa anak yang pandai dan nilainya stabil serta hampir selalu lulus dalam setiap try out yang kami laksanakan.baca selengkapnya...
Beberapa prinsip yang mendasari pembelajaran dengan melibatkan tutor sebaya antara lain adalah :
1. Diharapkan terjadi transfer ilmu antara anak yang pandai kepada anak yang belum bisa. Pada proses transfer ini akan terjadi simbiosis mutualisme, yaitu anak yang sudah bisa akan semakin melekat pemahamannya dan anak yang belum bisa akan terbantu kesulitan belajarnya. Sama-sama untung.
2. Meringankan kerja guru dan selain itu pembelajaran akan berjalan efektif asal kita kontrol selama proses transfer ilmu tersebut agar jangan keluar dari rel.
3. Bentuk kelompok belajar yang terdiri dari 3-4 orang dengan satu orang tutor sebaya di masing-masing kelompok. Jadi, setiap tutor sebaya diberi beban/tanggungjawab untuk menangani anak jangan terlalu banyak. Usahakan paling banyak 3-4 orang, tergantung kemampuan tutor sebaya tsb.
4. Penekanan kepada setiap anak didik yang menjadi tanggungjawab turtor sebaya untuk tidak segan atau malu-malu dalam bertanya kepada tutor sebaya dalam kelompoknya. Beri kesempatan seluas-luasnya kepada tutor sebaya untuk menjawab dan menangani setiap persoalan dalam kelompoknya masing-masing. Jika tutor sebaya tsb "menyerah" maka silahkan anda sebagai guru yang mengambil alih, jadi ada "birokrasinya".
Nah, setelah terbentuk kelompok, maka "mainkan" di setiap kegiatan proses pembelajaran. Kita beri masalah/soal yang harus dipecahkan dan kemudian kita tagih pemecahannya pada setiap kelompok, yang menjelaskan jangan tutor sebaya di kelompok itu, tetapi anak didik anggota kelompok tsb yang kita tunjuk sehingga ada "tanggungjawab" supaya "bisa".
Oya, pemilihan anak didik sebagai tutor sebaya setidaknya memenuhi kriteria berikut :
1. nilainya baik dan relatif stabil dari try out ke try out
2. mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, walau ini tidak begitu mutlak.
3. bisa dicoba untuk secara "resmi" kita buatkan SK pengangkatan sebagai tutor sebaya dan berikan bonus jika berhasil membantu meningkatkan prestasi anak didik dalam kelompoknya. Supaya semangat gitu.
Alhamdulillah, selama hampir 2 minggu saya menerapkan cara ini, pada try out yang terakhir, nilai rata-rata mapel bahasa Inggris yang selalu dibawah 5,5 bisa naik juga mendekati 6. Sedikit demi sedikit naiknya yang penting ada perbaikan. Harapan saya pada ujian nasional nanti, nilai rata-rata bahasa Inggris bisa 6 atau lebih (maklum orang desa katrok anak petani...hehe..). Saya pun sebenarnya masih menyimpan "jurus/cara/tips" yang lain lagi untuk mendongkrak nilai anak. Insya ALLAH segera saya terapkan. Nanti kapan-kapan secepatnya saya posting di blog ini. Semoga bermanfaat.
makasih, memberi ruang pemikiran dimemori saya. saya salut dng kontibusi mas di blog ini. salam sukses...
BalasHapusterimakasih juga.sayang anda tidak memberi identitas lengkap.silakan memberikan saran utuk blog sederhana ini.sukses juga untuk anda.
BalasHapus