Selasa, 12 April 2011

Siapa suruh jadi guru (Seri 3)

Setelah sekian lama vakum, akhirnya "Serial Siapa Suruh Jadi Guru", saya terbitkankan lagi (kayak sinetron aja...hehe...).  Lagian lagi pengin nulis soalnya...hehe...Di Seri sebelumnya saya berkisah bahwa akhirnya sampailah saya di sebuah desa yang sangat pelosok, sebenarnya masih banyak juga yang pelosok. Desa ini namanya Desa Gentinggunung, dari namanya saja sudah ketahuan kalau desa ini terletak di lereng gunung dengan bentangan lahan mayoritas pegunungan, kurang lebih 700-800 m dpl. Dingin banget deh.
Baca selengkapnya...


Nah, saya bersama Samadi, teman sedesa tlogopayung yang mengantarkan saya ke desa tsb berjalan kaki dari rumah saya (desa Tlogopayung) hingga ke desa gentinggunung memakan waktu 1,5 jam (jalan santai). Jika agak cepat jalannya, 1 jam kita bisa sampai.  Jalan kaki dari tlogopayung ke gentinggunung melewati satu desa, dengan sesekali melalui kebun dan hutan rakyat.  Jalannya nanjak terus, jadi pegel juga nih kaki.  Jalan setapak menyusuri pepohonan kopi, cengkeh, teh, sengon dan semak-semak, dengan jalan yang mayoritas tanah licin lagi, jika melewati desa, jalan sudah berbatu (rasanya seperti waktu kuliah dulu sering praktek ke hutan ke taman nasional). Sampai saat ini (2011) sebagian jalan desa sudah diaspal, tapi sebentar rusak alias nglotok aspalnya. Yah, maklum soalnya sering hujan dan dilewati truk-truk mengangkut kayu, batu bahkan pasir.

Sesampainya di desa gentinggunung, saya langsung menuju ke MTs Darul Ishlah.  Sekolah ini berdiri sejak 2002, dan ya ampun...sekolahnya memprihatinkan karena sebagian masih berdinding bambu dan ruang kelas yang lain sangat sempit (Alhamdulillah sekarang sudah gedung semua).  Saya terus terang terpana waktu itu, betapa tidak ?  Jelek-jelek begini saya dulu kan sekolah di kota dari mulai TK sampai PT dengan fasilitas sekolah yang serba komplit.  Disini, terbalik 1000 %.  Anak-anak belajar dengan fasilitas yang sederhana, bahkan cenderung memprihatinkan.  Saya salut dengan guru-guru disini, walau mereka berhonor "seadanya", tetap mengajar dengan semangat.

Saya kemudian masuk ke ruang guru.  Saat itu saya bertemu dengan, kalau tak salah habis sudah lama sih..., yaitu Pak Setiono dan Pak Akhmad Nurkholis (yang dikemudian hari menjadi Kepala Sekolahnya).  Saya berbincang-bincang cukup lama karena Pak Munajat, S.Ag sedang keluar sebentar.  Selang beberapa saat kemudian Pak Munajat kembali ke sekolah dan menemui saya.  Setelah berbincang sebentar, mengenai sekolahan dll, singkat cerita, akhirnya saya ditawari mengajar di sini.  Saya menyanggupi, saya ingin mencoba menikmati rasanya jadi guru.  Walau demikian, saya meminta pada beliau untuk jangan dulu diberi jam yang terlalu banyak karena saya waktu itu sedang sibuk dengan ayam-ayam saya dan tanaman saya.  Kemudian beliau memutuskan untuk berunding dulu dengan guru yang lain dan akan menyampaikan surat penerimaan/pengangkatan sebagai guru di MTs Darul Ishlah keesokan harinya.  Beliau juga menerangkan bahwa menjadi guru disini tidaklah berhonor alias honornya kecil, itupun jika anak-anak didik membayar uang bulanan, bahkan kadang terlambat (maklum tahun itu, 2003 kan belum ada BOS untuk sekolah).  Saya sangat berterimaksih kepada beliau dan guru-guru yang lain, karena saya langsung diberi kemudahan untuk menjadi guru.  Walau di sekolah swasta yang memprihatinkan, kalau kita bekerja dengan tekun, insya ALLAH mendatangkan rizqi yang tiada disangka-sangka oleh kita darimana datangnya.

Kemudian, karena sudah siang, saya dan teman saya pamit pulang.  Sampai di rumah, kami beristirahat dan makan siang (waktu itu masak sendiri lho...hehe...maklum masih bujangan).  Oya, waktu itu tahun 2003 awal.  Keesokan harinya, seperti yang dijanjikan Pak Munajat, beliau kerumah saya sambil menyampaikan surat pengangkatan menjadi guru.  Saya diberi tangungjawab untuk mengajar Bahasa Indonesia kelas 8.  "Wah, apa bisa ? ",pikir saya.  Karena basic saya sebenarnya ilmu biologi atau yang mendekati.  Tapi gak papalah, lagipula untuk mencari pengalaman dulu, terutama dalam mengajar dari mulai perencanaan, teknik, hingga evaluasi pendidikan, saya masih nol besar.  Saya kemudian menerima tugas tersebut.

Sepulangnya beliau dari rumah saya, saya mempelajari surat pengangkatan tsb.  Saya diberi hari cuman sekali dalam seminggu, Alhamdulillah pikir saya sehingga saya masih bisa mengurus ayam-ayam saya dan pergi ke sawah.  Saya terus terang, tidak berani menanyakan honor jam mengajar karena lihat sekolahnya saja saya tidak tega.  Pikir saya, yang penting mengajar dululah, semoga rizqi akan mengikuti.  Kalau sudah jadi hak kita, toh nggak akan kemana.  Dikejar sampai capek sampai kemanapun, kalau belum hak kita ya percuma kan ?

Nah, Seri 3 saya cukupkan disini dulu ya, intinya di seri ini saya ingin mengungkapkan bahwa jalan hidup saya mulai mengajar di mulai pada saat itu.  Dari cara yang tidak pernah saya sangka-sangka dan bahkan tidak saya cita-citakan sebelumnya menjadi seorang guru.  Jikalau saya tarik kebelakang, saya berpikir, mungkin berkat saya tekun memelihara ayam-ayam hingga ratusan, memberi makan mereka, mengobati jika ada penyakit, mengontrol setiap waktu, ternyata menjadi berkah dan jalan pada saya untuk mengantarkan saya menjadi guru di kemudian hari.  Saya menjadi semakin percaya bahwa setiap makhluk hidup, apakah tumbuhan atau hewan bahkan batu pun senantiasa bertasbih kepada ALLAH.  Jadi, apakah hidup saya yang akhirnya menjadi seorang guru itu berkat do'a ayam-ayam saya ?  Wallaahu a'alam.

Sampai jumpa di seri berikutnya.

Artikel terkait :
1.  Siapa suruh jadi guru? (Seri 1)
2.  Siapa suruh jadi guru? (Seri 2)
3.  Tips mendirikan sekolah gratis (Seri 1)
4.  Tips mendirikan sekolah gratis (Seri 2)
5.  Foto masa lalu SMP Islam Al-Fath sewaktu masih menempati rumah pribadi
6.  Tips gratis supaya lulus Sertifikasi Guru
7.  Tips menjadi guru yang baik

2 komentar:

  1. terimakasih tips nya ya, sangat bermanfaat :)

    semoga anak muda indonesia punya semangat yang tak pernah putus serta harapan yang tak pernah hilang dalam mewujudkan impian dan cita-cita nya, selain menikmati kemudahan yang di berikan oleh pemerintah, yuk coba pahami Tips cerdas menggunakan KJP supaya kita tidak keliru dalam menggunakannya :)

    BalasHapus
  2. Your Affiliate Money Making Machine is ready -

    Plus, making money with it is as simple as 1-2-3!

    This is how it works...

    STEP 1. Input into the system what affiliate products you want to push
    STEP 2. Add PUSH BUTTON TRAFFIC (it LITERALLY takes 2 minutes)
    STEP 3. Watch the system explode your list and sell your affiliate products all on it's own!

    Are you ready???

    Click here to activate the system

    BalasHapus