Rabu, 29 Desember 2010

Siapa suruh jadi guru ? (Seri 1)

Desa Tlogopayung, dengan bentangan lahan wilayah pegunungan 600 - 700 m dpl


Seri tulisan ini akan memuat kisah nyata dan pengalaman saya mulai tahun 1997 hingga sekarang.  Semoga (bisa) menjadi  hikmah, utamanya buat saya dan teman, serta sahabat semua.

Mungkin seandainya tidak ada krisis tahun 1997 yang lalu, saya bisa jadi tidak bakalan menjadi seorang guru (swasta) seperti sekarang.  Lagian siapa sih yang mau jadi guru swasta yang honornya pas-pasan ?  Memang, semuanya sudah kehendak ALLAH, itu sudah pasti.  Di dalam Al-Qur'an jelas tersebut bahwa apa-apa yang menurut kita baik, maka belum tentu menurut ALLAH, dan sebaliknya.  Bahkan ALLAH pun lebih tahu yang terbaik untuk diri kita.

Semenjak lulus kuliah 1997 lalu (Fakultas Kehutanan IPB), saya jelek-jelek begini sudah pernah malang melintang menjajal nasib lho...hehe...  Baca selengkapnya...
Kerja di perkebunan kelapa sawit, bagian perencanaan di Jakarta, Kalimantan, pernah juga di perusahaan swasta yang dengannya saya bisa jalan-jalan ke Lampung, Bengkulu, Padang, Medan, Lahat dll.  Yah, lumayanlah bisa keliling daerah gratis...hehe...Tapi, dasar memang saya keturunan ndeso alias wong katrok, sejauh-jauh tupai melompat akhirnya kembali ke sarang juga (eit, apa hubungannya ?).


Singkat cerita, tahun 1998/1999, saya terdampar di sebuah desa yaitu Desa Tlogopayung, Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.  Nah, dari tempat inilah sebagian besar proses pematangan hidup dan jiwa saya (ceilehh....serius nih) dimulai dan terjadi hingga detik ini.  Betapa tidak ?  Saya yang tadinya sudah merasakan enaknya bekerja, kemudian ke desa (atas jasa baik teman saya yang satu kuliah dulu), di desa bekerja seadanya.  Saya dan teman saya mendirikan rumah sederhana untuk kami tinggali (dikemudian hari, teman saya ini akhirnya diterima bekerja di Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Pati, Jawa Tengah).  Di desa ini, saya melakukan apa saja untuk bertahan hidup (wah...wah..).  Saya bertani dan beternak kecil-kecilan.  Saya menanam sayuran, cabe, jagung, dll dan beternak ayam, kambing.  Yah, bekerja ala orang kampunglah...hehe...Termasuk juga cari kayu bakar, mahir juga lho...Ternyata jadi petani sungguhan itu sulit juga yah.  Kalau tanaman kita baik, sehat dan berproduksi banyak, kita senang, seolah-olah semua permasalahan yang ada jadi terlupakan.  Tapi kalau tanaman dan ternak kita kena penyakit sehingga gak panen, waduh...sedihnya gak ketulungan...Pokoknya banyak deh ilmu dan pengalaman berharga yang saya dapat dari petani di desa sini, luar biasa, Subhanallaah... Mulai dari bikin pupuk sendiri, pestisida sendiri, cara macul/mengolah lahan yang baik hingga pemasaran menjual hasil panenan ke toko-toko dan pasar pernah saya lakoni semua.  Saya jadi paham sedikit banyak tentang teknik budidaya tanaman tertentu dikombinasikan dengan ilmu yang saya dapat dulu di bangku kuliah, insya ALLAH di kemudian hari ada manfaatnya.

Di rentang waktu 1998-2000 itulah hidup saya dipenuhi dengan aktivitas di sawah milik teman saya alias belajar jadi petani hehe...Kemudian setahun kemudian, kalau tak salah, saya tertarik memelihara ayam arab dengan modal pinjaman dari teman dan adik saya.  Dari, ayam-ayam dan juga tanaman-tanaman inilah saya berlatih kesabaran, kerja keras, ketekunan, kerjasama hingga banyak-banyak bersyukur kepada ALLAH.  Ayam arab saya yang tadinya puluhan, berkembang pesat hingga mencapai ratusan.  Bahkan dari ayam pula saya banyak mengenal orang-orang yang kebanyakan dari luar desa dengan maksud ingin membeli ayam arab dari saya....Subhanallaah...

Siapa sangka, berkat saya memelihara ayam-ayam itulah, saya dipertemukan dengan seseorang yang kebetulan juga hobi ayam yang dia bekerja di MTs Darul Ishlah, Desa Gentinggunung, Sukorejo, Kendal sebagai Kepala Sekolah, yang di kemudian hari mendorong saya untuk aktif menularkan ilmu sebagai guru di sekolah, Alhamdulillah...Dia tadinya berkunjung ke rumah saya untuk sekedar ingin membeli ayam arab, ternyata dari obrolan berkepanjangan, dia menawari saya untuk menjadi guru di sekolah yang dia pimpin.

Bersambung di Seri 2, insya ALLAH...

Artikel terkait :
1.  Siapa suruh jadi guru? (Seri 1)
2.  Siapa suruh jadi guru? (Seri 2)
3.  Siapa suruh jadi guru? (Seri 3)
4.  Siapa suruh jadi guru? (Seri 4)
5.  Siapa suruh jadi guru? (Seri 5)
6.  Tips mendirikan sekolah gratis (Seri 1)
7.  Tips mendirikan sekolah gratis (Seri 2)
8.  Foto masa lalu SMP Islam Al-Fath sewaktu masih menempati rumah pribadi
9.  Tips gratis supaya lulus Sertifikasi Guru
10.  Tips menjadi guru yang baik

1 komentar:

  1. terimakasih tips nya ya, sangat bermanfaat :)

    semoga anak muda indonesia punya semangat yang tak pernah putus serta harapan yang tak pernah hilang dalam mewujudkan impian dan cita-cita nya, selain menikmati kemudahan yang di berikan oleh pemerintah, yuk coba pahami Tips cerdas menggunakan KJP supaya kita tidak keliru dalam menggunakannya :)

    BalasHapus