Minggu, 24 April 2011

Siapa suruh jadi guru (Seri 5)

Sejak bulan Juli 2003 saya sudah mulai aktif mengajar di MTs Darul Ishlah sebuah sekolah yang terletak di lereng Gunung Prau, sekolah yang mayoritasnya adalah anak-anak buruh tani/petani miskin.  Walau saya pada mulanya hanya mengajar sekali dalam seminggu, tapi patut disyukuri jugalah berarti sedikit banyak ilmu saya yang tiada seberapa ini semoga ada gunanya untuk masyarakat.  Bulan juli hingga januari di sekolah dasar dan menengah merupakan tahun ajaran baru semester gasal.  Pada semester ini, saya masih mengajar satu mapel yaitu bahasa Indonesia kelas VIII.  Mapel yang cukup asing bagi saya karena jauh dari disiplin ilmu saya yaitu kehutanan.  Tapi gak papalah, pikir saya dijalani saja, mudah-mudahan ada hikmahnya.  Sebenarnya ada hubungannya juga sih dengan hobi saya sejak kecil yaitu membaca, menggambar dan menulis.

Baca selengkapnya...

Oya sedikit cerita, saya pernah lho memenangkan lomba menulis pada tahun 2001 atau 2002, saya lupa.  Saya sudah tinggal di desa tlogopayung waktu itu.  Kebetulan ada lomba menulis dengan tema mengenai daerah di tempat kita yang berpotensi dan menarik sebagai tempat wisata, saat itu yang menyelenggarakan lomba kalau tak salah adalah Dinas Pariwisata Prop. Jawa Tengah bekerjasama dengan Harian Suara Merdeka dan sponsornya Samsung.  Saya mengirim tulisan mengenai daerah di desa saya yang menarik dan banyak dikunjungi oleh masyarakat apalagi pada waktu liburan.  Di desa saya tuh, yaitu tlogopayung ada mata air yang namanya Tlogomili yang sangat melimpah airnya bahkan tak pernah kering saat musim kemarau sekalipun. Kemudian di Desa Blumah, ada air terjun Curug Semawur yang sangat indah dan alami.  Satu lagi, saya menulis mengenai pemandian air panas alami di dusun Plantungan, Desa Tirtomulyo.  Nah, tempat-tempat potensi sebagai daerah wisata tsb saya kemas dalam satu tulisan kemudian saya kirimkan ke Harian Suara Merdeka.  Singkat cerita, alhamdulillah beberapa bulan kemudian saya termasuk sebagai salah satu pemenang dan mendapat hadiah sebesar Rp. 2,5 juta.  Yah, lumayanlah buat nambahin modal ternak ayam...hehe...Sampai sekarangpun, saya masih setia dengan hobi saya yaitu menulis.

Baik, kembali ke laptop...eh, ke inti cerita seri 5 ini lagi ya...hehe...Setelah berlalu semester gasal, maka tibalah semester genap, dimulai pada sekitar Januari 2004.  Saya alhamdulillah diberi tambahan tugas untuk mengajar mapel Matematika, walau agak bingung juga...hehe...Yah, yang penting mau belajar, insya ALLAH tak ada masalah.  Kemudian semester demi semester telah berlalu saya lalui dengan tiada halangan yang berarti.  Setiap hari berangkat mengajar masih seperti biasanya, jalan kaki berangkat dari rumah sekitar jam 6.30 sehabis memberi makan ayam.  Menyusuri hutan rakyat, kebun dan tegalan diatas jalan tanah yang licin dan super menanjak serta hawa dingin yang menyergap, maklum 700 m dpl.  Sambil berjalan dengan cepat, sembari menikmati keindahan alam, pepohonan yang seolah-olah beriringan menyambut di setiap perjalanan saya dan ditingkahi oleh burung-burung liar yang menari dengan orkes kicauan "selamatkan hidup kami" menjadi hiburan di sepanjang perjalanan kala pagi menuju ke sekolah.  Sepulang sekolah, biasanya sekitar jam 13.30, sampai rumah 14.30, saya langsung menuju kandang domba untuk mencari rumput.  Makan siang, alhamdulillah selama saya belum menikah disediakan dengan gratis oleh Pak Haji Ahmad Sujadi, beliau adalah bapak kandung dari Pak Ahmad Nurkholis (sekarang Kepala MTs Darul Ishlah).  Oya, dulu domba saya ada 10 ekor lebih lho.  Sehabis memberi makan domba, kemudian memberi makan ayam-ayam saya.  Wah sebenarnya luar biasa capek lho...Tapi mau bagaimana lagi, ya harus dijalani.  Rutinitas seperti ini saya jalani selama kurang lebih 3 tahun.

Selama mengajar di MTs Darul Ishlah, saya cukup menikmati profesi saya.  Walau fasilitas sekolah yang seadanya, buku yang pas-pasan, ruang kelas yang jika kita mengajar maka suara murid dan uru di kelas sebelah terdengar dengan jelas hingga gaji/honor yang sedanya, tetaplah saya terima dengan enjoy.  Saya cukup senang dengan anak-anak desa gentinggunung, mereka sopan-sopan dan hormat pada kami guru-guru mereka.  Sering sekali jika orangtua mereka ada rizqi atau hajatan, kami di saat waktu istirahat diundang untuk sekedar "makan-makan" di rumah mereka tentu ya...seadanyalah.  Mungkin orangtua mereka kasihan kali yah...mengajar anak-anak mereka tapi seolah-olah tidak digaji, walau digaji dengan honor yang pas-pasan.  Oya, di seri 4 kan saya sudah bercerita kalau honor saya pertama kali mengajar adalah Rp. 30.000 per bulan.  Kemudian di tahun-tahun berikutnya ada kenaikan hingga kalau tak salah sekitar 140 an ribu.  Alhamdulillah, dari Pemerintah, kami guru-guru swasta mendapat tambahan tunjangan yang besarnya dulu 100.000 per bulan, sekarang tahun 2011 menjadi 250 ribu perbulan.

Saya cukup akrab dengan anak-anak MTs.  Saya sering bercanda dengan mereka, walau kalau di kelas guyon sendiri atau sewaktu ulangan jika mencontek ya saya tegur dengan keras.  Kan sudah menjadi kewajiban kita sebagai guru untuk membina dan mengiring mereka menjadi generasi muda penerus bangsa yang tidak hanya pandai tetapi juga tahu benar-salah, halal-haram, Insya ALLAH.  Berat memang, tapi kita harus menunjukkan keteladanan yang sejati.  Sebab dimana lagi mereka akan mendapat teladan yang cukup dekat di keseharian mereka, jika bukan dari guru mereka yang setiap hari mereka lihat, mereka dengar di sekolah.  Jika waktu lebaran tiba, biasanya mereka berbondong-bondong ke rumah saya untuk sekedar bersilaturrahim dan bermaaf-maafan.  Mereka rela berjalan kaki, menyusuri hutan, kebun dan jalan tanah setapak untuk bisa sampai ke rumah saya, yah...sekitar 1 - 1,5 jam jalan kaki lah, luar biasa sikap mereka yang hangat terhadap guru-guru mereka.  Beda dengan di kota, ya...
 
Tahun berganti tahun, pada 2004, 2005, MTs Darul Ishlah mengalami pergantian Kepala Sekolah, yang tadinya Pak Munajat digantikan Pak Abdul Munir.  Saya lagi-lagi mendapat tambahan tugas untuk mengajar mapel IPA dan Bahasa Inggris.  Bahasa Indonesia dan Matematika sudah saya tinggalkan untuk digantikan guru yang lebih kompeten.  Lagipula, bagaimana bisa maju sekolah dan pandai muridnya kalau gurunya mengajar secara borongan.  Yang pandai ya gurunya lah, soalnya satu guru mengajar banyak mata pelajaran...hehe...maklum sekolah pinggiran mana ada guru yang dibayar pas-pasan bahkan kecil sekali.  Saya mulai sibuk mengajar, hingga tahun 2005 saya berjalan kaki ke MTs Darul Ishlah seminggu tiga kali.  Terkadang, karena perjalanan yang melelahkan, habis jalannya nanjak terus sih, saya membuat janji dengan Pak Ahmad Nurkholis, begini, karena beliau mempunyai sepeda motor, maka saya menunggu di Desa Wonodadi untuk kemudia bersama beliau membonceng hingga ke MTs Darul Ishlah.  Begitu juga pulangnya, saya sering sekali membonceng beliau. Saya tidak bakalan lupa atas kebaikan beliau dulu.

Selama mengajar di MTs Darul Ishlah dari tahun 2003 hingga 2005, terus terang banyak sekali pengalaman yang didapat.  Dari mulai "kepusingan" atau kejengkelan-kejengkelan karena terkadang saya merasa sudah banyak yang saya sampaikan kok anak didik tidak paham-paham, kan jengkel juga tuh...hehe, tapi saya sabar-sabarin deh.  Kadang kasihan juga sama mereka, kalau kita mengajar dengan galak atau terlalu disiplin, mereka bisa mental, alias mogon sekolah.  Ya, iyalah...wong mereka sudah mau sekolah saja sudah alhamdulillah.  Maklum kesadaran pendidikan orang desa masih rendah.  Anak masih dianggap sebagai faktor produksi yang diharuskan membantu orangtua di ladang dan sawah, mencari rumput untuk domba dan sapi dll.  Lagipula biaya sekolah mana mampu, untuk makan sehari-hari saja susah.  "Sekolah buat apa, paling nantinya tidak jadi guru atau pegawai ?", itu salah satu ungkapan yang sering saya dengar.  Akhirnya kami sebagai guru yang pandai-pandau "tarik-ulurlah" supaya masyarakat tetap semangat untuk menyekolahkan anak mereka, toh sebenarnya juga demi kebaikan mereka nantinya.  Susah-susah gampang deh pokoknya mengajar di sekolah pinggiran di desa.  Yang penting tetap semangat...semangat...ngat...ngat !!!...hehe...

Setelah 3 tahun saya berkiprah di MTs Darul Ishlah, maka sesuatu yang diluar perkiraan saya, bahkan sebelumnya tidak saya sangka-sangka, sesuatu yang di kemudian hari mengubah hidup saya terjadi. Kehidupan saya mulai berubah lebih baik, terutama masalah keluarga dan ekonomi.  Sampai sekarang saya bersyukur atas hal itu.  ALLAH Maha Mendengar do'a-do'a saya.  Kejadian apa itu ???

Sampai jumpa di seri berikutnya ya...

Salam sukses.

Artikel terkait :
1.  Siapa suruh jadi guru? (Seri 1)
2.  Siapa suruh jadi guru? (Seri 2)
3.  Siapa suruh jadi guru? (Seri 3)
4.  Siapa suruh jadi guru? (Seri 4)
5.  Tips mendirikan sekolah gratis (Seri 1)
6.  Tips mendirikan sekolah gratis (Seri 2)
7.  Foto masa lalu SMP Islam Al-Fath sewaktu masih menempati rumah pribadi
8.  Tips gratis supaya lulus Sertifikasi Guru
9.  Tips menjadi guru yang baik

4 komentar:

  1. Your Affiliate Profit Machine is waiting -

    And getting it running is as easy as 1-2-3!

    It's super easy how it works...

    STEP 1. Input into the system which affiliate products you want to promote
    STEP 2. Add push button traffic (this LITERALLY takes 2 minutes)
    STEP 3. See how the system grow your list and sell your affiliate products for you!

    Do you want to start making money???

    The solution is right here

    BalasHapus
  2. Did you hear there's a 12 word phrase you can speak to your man... that will induce deep emotions of love and instinctual attraction to you buried within his heart?

    That's because deep inside these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, please and guard you with his entire heart...

    ====> 12 Words Who Fuel A Man's Desire Response

    This impulse is so built-in to a man's brain that it will drive him to work better than ever before to love and admire you.

    Matter of fact, triggering this dominant impulse is absolutely mandatory to having the best ever relationship with your man that the instance you send your man one of the "Secret Signals"...

    ...You'll immediately notice him open his mind and heart for you in such a way he haven't expressed before and he'll see you as the only woman in the world who has ever truly understood him.

    BalasHapus
  3. According to Stanford Medical, It is in fact the ONLY reason women in this country get to live 10 years more and weigh an average of 42 pounds lighter than us.

    (And by the way, it has totally NOTHING to do with genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING around "how" they are eating.)

    P.S, I said "HOW", and not "what"...

    CLICK this link to reveal if this quick questionnaire can help you decipher your true weight loss potential

    BalasHapus
  4. Your Affiliate Money Printing Machine is waiting -

    Plus, making money online using it is as easy as 1-2-3!

    Here is how it works...

    STEP 1. Tell the system which affiliate products you want to push
    STEP 2. Add PUSH BUTTON traffic (it LITERALLY takes 2 minutes)
    STEP 3. Watch the system explode your list and sell your affiliate products all by itself!

    So, do you want to start making money??

    Click here to check it out

    BalasHapus